Senin, 06 April 2009

academic dishonesty

banyak mahasiswa fakultas psikologi yang bingung mencari judul untuk seminar proposal atau pun judul penelitian. padahal banyak topik disekitar yang bisa diangkat untuk dijadikan judul penelitian. misalnya saja harga diri, ketidakpercayaan diri, game online, dan kecurangan akademis.
saya menyarankan kecurangan akademis, selain banyak yang dapat diteliti dari hal itu, ia juga cenderung mudah untuk diukur.


apa itu academic dishonesty? academic dishonesty yang juga bisa disebut kecurangan akademis.

Hendricks (2004) : kecurangan akademis didefinisikan sebagai berbagai bentuk perilaku yang mendatangkan keuntungan bagi mahasiswa secara tidak jujur termasuk di dalamnya mencontek, plagiarisme, mencuri dan memalsukan sesuatu yang berhubungan dengan akademis.

Faktor-faktor Kecurangan Akademis

Menurut Hendricks (2004) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecurangan akademis. Faktor-faktor tersebut adalah:

  1. Faktor individual

Terdapat berbagai variabel-variabel yang mampu mengidentifikasikan karakteristik personal yang dapat digunakan untuk memprediksi perilaku curang. Variabel-variabel tersebut adalah:

a. Usia

Mahasiswa yang berusia lebih muda lebih banyak melakukan kecurangan akademis daripada mahasiswa yang lebih tua.

b. Jenis kelamin

Mahasiswa lebih banyak melakukan kecurangan akademis daripada mahasiswi. Penjelasan utama dari pernyataan ini dapat dijelaskan oleh teori sosialisasi peran gender yakni wanita dalam bersosialisasi lebih mematuhi peraturan daripada pria.

c. Prestasi akademis

Hubungan antara kecurangan akademis dan prestasi akademis tidak seperti hubungan kecurangan akademis dengan usia ataupun jenis kelamin, hubungan antara kecurangan akademis dengan prestasi akademis bersifat konsisten. Mahasiswa yang memiliki prestasi akademis rendah lebih banyak melakukan kecurangan akademis daripada mahasiswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi. Mahasiswa yang memiliki prestasi akademis yang rendah berusaha memperoleh prestasi akademis yang lebih tinggi dengan cara berperilaku curang dan lebih mau mengambil resiko daripada mahasiswa yang memiliki prestasi akademis yang tinggi.

d. Pendidikan orangtua

Mahasiswa dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih baik dalam mempersiapkan diri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh fakultas. Selain itu, mahasiswa tersebut juga akan memiliki komitmen yang cenderung tinggi dalam pendidikan yang dijalaninya. Komitmen yang tinggi ini dapat menjadi faktor pencegah kecurangan akademis.

e. Aktivitas ekstrakurikuler

Banyak mahasiswa yang memiliki tingkat kecurangan akademis yang tinggi dilaporkan terlibat di dalam aktivitas ekstrakurikuler. Mahasiswa yang tergabung di dalam kegiatan ekstrakurikuler memiliki komitmen yang lebih rendah berkaitan dengan pendidikan. Dua aktivitas yang telah diteliti secara ekstensif adalah mahasiswa yang tergabung di dalam perkumpulan mahasiswa dan kegiatan olahraga.

  1. Variabel kepribadian mahasiswa

a. Moralitas

Mahasiswa yang memiliki level kejujuran yang rendah akan lebih sering melakukan perilaku curang, namun penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perkembangan moral dengan menggunakan tahapan moral Kohlberg menunjukkan hanya ada sedikit hubungan di antara keduanya. Selain itu, mahasiswa yang memiliki tingkat religiusitas yang rendah cenderung lebih banyak melakukan kecurangan akademis

b. Variabel yang berkaitan dengan pencapaian akademis

Variabel yang berkaitan dengan kecurangan akademis adalah motivasi, pola kepribadian dan pengharapan terhadap kesuksesan. Motivasi berprestasi memiliki hubungan yang positif dengan perilaku curang. Selain itu, pola kepribadian tipe A dan pengharapan terhadap kesuksesan memiliki hubungan negatif dengan perilaku curang

c. Impulsivitas, afektivitas dan variabel kepribadian yang lain

Terdapat hubungan antara perilaku curang dengan impulsivitas dan kekuatan ego. Selain itu mahasiswa yang memiliki level tinggi dari tes kecemasan lebih cenderung melakukan perilaku curang.

  1. Faktor kontekstual

a. Keanggotaan perkumpulan mahasiswa

Mahasiswa yang tergabung dalam suatu perkumpulan mahasiswa akan lebih sering melakukan perilaku curang. Pada perkumpulan mahasiswa diajarkan norma, nilai dan kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan mudahnya perpindahan perilaku curang. Pada suatu perkumpulan, penyediaan catatan ujian yang lama, tugas-tugas, tugas laboratorium dan tugas akademis lain mudah untuk dicari dan didapatkan.

b. Perilaku teman sebaya

Perilaku teman sebaya memiliki pengaruh yang penting terhadap kecurangan akademis. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory) dari Bandura dan teori hubungan perbedaan (Differential Association Theory) dari Edwin Sutherland. Teori-teori tersebut mengemukakan bahwa perilaku manusia dipelajari dengan mencontoh perilaku orang lain dan individu yang memiliki hubungan dekat dengan individu lain yang memiliki perilaku menyimpang akan berpengaruh terhadap peningkatan perilaku individu yang menirunya.

c. Penolakan teman sebaya terhadap perilaku curang

Penolakan teman sebaya terhadap perilaku curang merupakan salah satu faktor penentu yang penting dan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku curang pada mahasiswa.

  1. Faktor situasional

a. Belajar terlalu banyak, kompetisi dan ukuran kelas.

Mahasiswa yang belajar terlalu banyak dan menganggap dirinya berkompetisi dengan mahasiswa lain lebih cenderung melakukan kecurangan dibandingkan mahasiswa yang tidak belajar terlalu banyak. Ukuran kelas juga menentukan kecenderungan perilaku curang mahasiswa dimana mahasiswa akan lebih berperilaku curang jika berada di dalam ruangan kelas yang besar.

b. Lingkungan ujian

Mahasiswa lebih cenderung melakukan kecurangan di dalam ruangan ujian jika mahasiswa tersebut berpikir bahwa hanya ada sedikit resiko ketahuan ketika melakukan kecurangan.


Bentuk-bentuk Kecurangan Akademis

Menurut Hendricks (2004) bentuk-bentuk kecurangan akademis adalah:

1. Penggunaan catatan pada saat ujian

2. Menyalin jawaban orang lain ketika ujian

3. Menggunakan metode-metode yang tidak jujur untuk mengetahui apa yang akan diujiankan

4. Menyalin jawaban ujian dari orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut

5. Membantu orang lain untuk berlaku curang

6. Berlaku curang dengan berbagai cara

7. Menyalin tugas karya ilmiah orang lain dan mengakuinya sebagai pekerjaan sendiri

8. Memalsukan daftar pustaka

9. Melakukan kerja sama dengan pengajar untuk menyelesaikan tugas individu

10. Menyalin beberapa kalimat (termasuk dari internet) tanpa memasukkan keterangannya ke dalam daftar pustaka

11. Membeli karya ilmiah dari orang lain

12. Menggunakan berbagai alasan palsu untuk memperpanjang pengumpulan tugas.


untuk lebih jelasnya, anda dapat melihat file yang saya share untuk memudahkan anda..

http://www.megaupload.com/?d=DYB0KC1A


semoga berguna!